03 August 2006

Negarakrtagama

Buku Harian Seorang Empu

Dalam penulisan sejarah Indonesia, sumber berupa karya sastra banyak dijadikan sumber data. Salah satunya yang terkenal adalah Nagarakrtgama yang merupakan karya sastra Jawa Kuno berbentuk kakawin karya Mpu Prapanca. Nagarakrtagama merupakan catatan perjalanan Hayam Wuruk yang ditulis pada September 1365 sehingga dikenal juga dengan sebutan Desawarnana atau cacah desa-desa.

Satu-satunya naskah asli ditemukan di Lombok pada 1894. Meski bukan sebuah karya indah tetapi Nagarakrtagama mempunyai tempat khusus. Kelangkaannya dan kekayaan data sejarah yang dikandung adalah kelebihan naskah ini. Tidak berlebihan apabila Zoetmulder, Teeuw, Kern, Krom, Poerbatjaraka, Berg, dan Pigeuaud melakukan penelitian mendalam atas naskah ini.

Penulisnya mengakui Nagarakrtagama bukan buku pertama yang ditulisnya. Sebelumnya Prapanca telah menulis Parwasagara, Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua kitab lagi yang belum selesai, yaitu Saba Abda dan Lambang. Namun semua ini sampai sekarang belum ditemukan atau memang sudah hancur.

Nagarakrtagama terdiri dari 98 pupuh. Naskah ini dimulai dengan pemujaan terhadap raja Wilwatikta yakni raja Majapahit dijaman raja Hayam Wuruk yang disebutkan sebagai Siwa-Budha yaitu Rajasanagara. Tujuh pupuh berikutnya berisi tentang raja dan keluarganya, sembilan pupuh kemudian tentang istana dan kota Majapahit. Dari sinilah sejarawan dan arkeolog merekonstruksi sejarah Majapahit.

Bagian paling panjang merupakan catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Lumajang (23 pupuh) yang dilakukan pada bulan Agustus sampai September 1359. Sepuluh pupuh diantaranya menceritakan silsilah singkat raja-raja Singasari dan Majapahit (wangsa Girindra). Maklum Singasari dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang tidak dapat dipisahkan.

Bagian berikutnya menceritakan perburuan raja (10 pupuh), kisah Gadjah Mada (23 pupuh), dan upacara sraddha bagi ibunda raja (9 pupuh). Dan tujuh pupuh terakhir menceritakan diri Prapanca sendiri.

Menurut Slamet Mulyana, Prapanca sebenarnya adalah nama samaran dari seorang Dharmadyaksa Kasogatan di Majapahit. Diduga nama asli Prapanca adalah Dang Acarya Nadendra.

PARAGRAPH (Pupuh) - 40

1. Pada tahun Saka lautan dasa bulan (1104) ada raja perwira yuda
Putera Girinata, konon kabarnya, lahir di dunia tanpa lbu
Semua orang tunduk, sujud menyembah kaki bagai tanda bakti
Ranggah Rajasa nama beliau, penggempur musuh pahlawan bijak

2. Daerah luas sebelah timur gunung Kawi terkenal subur makmur
Di situlah tempat putera sang Girinata menunaikan darmanya
Menggirangkan budiman, menyirnakan penjahat, meneguhkan negara
lbu negara bernama Kutaraja, penduduknya sangat terganggu

3. Tahun Saka lautan dadu Siwa (1144) beliau melawan raja Kediri
Sang adiperwira Kretajaya, putus sastra serta tatwopadesa
Kalah, ketakutan, melarikan diri ke dalam biara terpencil
Semua pengawal dan perwira tentara yang tinggal, mati terbunuh

4. Setelah kalah narapati Kediri, Jawa di dalam ketakutan
Semua raja datang menyembah membawa tanda bakti hasil tanah
Bersatu Janggala Kediri di bawah kuasa satu raja sakti
Cikal bakal para raja agung yang akan memerintah pulau Jawa

5. Makin bertambah besar kuasa dan megah putera sang Girinata
Terjamin keselatamatan pulau Jawa selama menyembah kakinya
Tahun Saka muka lautan Rudra (1 149) beliau kambali ke Siwa pada
Dicandikan di Kagenengan bagai Siwa, di Usana bagai Buda

1. Batara Anusapati, putera Baginda, berganti dalam kekuasaan
Selama pemerintahannya, tanah Jawa kokoh sentosa, bersembah bakti
Tahun Saka perhiasan gunung Sambu (1170) beliau pulang ke Siwaloka
Cahaya beliau diujudkan arca Siwa gemilang di candi makam Kidal

2. Batara Wisnuwardana, putera Baginda, berganti dalam kekuasaan
Beserta Narasinga bagai Madawa dangan lndra memerintah negara
Beliau memusnahkan perusuh Linggapati serta segenap pengikutnya
Takut semua musuh kepada beliau, sungguh titisan Siwa di bumi

3. Tahun Saka rasa gunung bulan (1176) Batara Wisnu menobatkan puteranya
Segenap rakyat Kediri Janggala berduyun-duyun ke pura mangastubagia
Raja Kertanagara nama gelarannya, tetap demikian seterusnya
Daerah Kutaraja bertambah makmur, berganti nama praja Singasari

4. Tahun Saka awan sembilan mengebumikan tanah (1192) raja Wisnu berpulang
Dicandikan di Waleri berlambang arca Siwa, di Jajago arca Buda
Sementara itu Batara Narasingamurti pun pulang ke Surapada
Dicandikan di Wengker, di Kumeper diarcakan bagai Siwa mahadewa

5. Tersebut Sri Saginda Kertanagara membinasakan perusuh, penjahat
Bernama Cayaraja, musnah pada tahun Sake naga mengalahkan bulan (1192)
Tahun Saka naga bermuka rupa (1197) beginda menyuruh tundukkan Melayu
Berharap Melayu takut kedewaan beliau, tunduk begitu sahaja

1. Tahun Saka janma sunyi surya (1202) Baginda raja memberantas penjahat
Mahisa Rangga, karena jahat tingkahnya dibenci seluruh negara
Tahun Saka badan langit surya (1206) mengirim utusan menghancurkan Bali
Setelah kalah rajanya menghadap Baginda sebagai orang tawanan

2. Begitulah dari empat jurusan orang lari berlindung di bawah Beginda
Seluruh Pahang, segenap Melayu tunduk menekur di hadapan beliau
Seluruh Gurun, segenap Bakulapura lari mencari perlindungan
Sunda Madura tak perlu dikatakan, sebab sudah terang setanah Jawa

3. Jauh dari tingkah alpa dan congkak, Baginda waspada, tawakal dan bijak
Faham akan segala seluk beluk pemerintahan sejak zaman Kali
Karenanya tawakal dalam agama dan tapa untuk teguhnya ajaran Budha
Menganut jejak pare leluhur demi keselamatan seluruh Praja

1. Menurut kabaran sastra raja Pandawa memerintah sejak zaman Dwapara
Tahun Saka lembu gunung indu tiga (3179) beliau pulang ke Budaloka
Sepeninggalnya datang zaman Kali, dunia murka, timbul huru hara
Hanya batara raja yang faham dalam nam guna, dapat menjaga jagad

2. Itulah sebabnya Baginda teguh bakti menyembah kaki Sakyamuni
Teguh tawakal memegang pancasila, laku utama upacara suci
Gelaran Jina beliau yang sangat mashur ialah Sri Jnyanabadreswara
Putus dalam filsafat, ilmu bahasa dan lain pengetahuan agama

3. Berlumba-lumba beliau menghirup sari segala ilmu kebatinan
Pertama-tama tantra Subuti diselami, intinya masuk ke hati
Melakukan puja, yoga, samadi demi keselematan seluruh praja
Menghindarkan tenung, mengindahkan anugerah kepada rakyat murba

4. Diantara para raja yang lampau tidak ada yang setara beliau
Faham akan nam guna, sastra, tatwopadesa, pengahuan agama
Adil, teguh dalam Jinabrata dan tawakal kepada laku utama
Itulah sebabnya beliau turun-temurun menjadi raja pelindung

5. Tahun Saka laut janma bangsawan yama (1214) Saginda pulang ke Jinalaya
Berkat pengetahuan beliau tentang upacara, ajaran agama
Beliau diberi gelaran : Yang Mulia bersemayam di alam Siwa-Buda
Di makam beliau bertegak arca Siwa-Buda terlampau indah permai

6. Di Sagala ditegakkan pula arca Jina sangat bagus dan berkesan
Serta arca Ardanareswari bertunggal dangan arca Sri Bajradewi
Teman kerja dan tapa demi keselamatan dan kesuburan negara
Hyang Wairocana-Locana bagai lambangnya pada arca tunggal, terkenal

1. Tatkala Sri Baginda Kertanagara pulang ke Budabuana
Merata takut, duka, huru hara, laksana zaman Kali kembali
Raja bawahan bernama Jayakatwang, berwatak terlalu jahat
Berkhianat, karena ingin berkuasa diwilayah Kediri

2. Tahun Saka laut manusia (1144) itulah sirnanya raja Kertajaya
Atas perintah Siwaputra Jayasaba berganti jadi raja
Tahun Saka delapan satu satu (1180) Sastrajaya raja Kediri
Tahun tiga Sembilan Siwa raja (1193) Jayakatwang raja terakhir

3. Semua raja berbakti kepada cucu putera Girinata
Segenap pulau tunduk kepada kuasa raja Kertanagara
Tetapi raja Kediri Jayakatwang membuta dan mendurhaka
Ternyata damai tak baka akibat bahaya anak piara Kali

4. Berkat keulungan sastra dan keuletannya jadi raja sebentar
Lalu ditundukkan putera Baginda; ketenteraman kembali
Sang menantu Dyah Wijaya, itu gelarnya yang terkenal di dunia
Bersekutu dangan bangsa Tatar, menyerang melebur Jayakatwang

1. Sepeninggal Jayakatwang jagad gilang-cemerlang kembali
Tahun Saka masa rupa surya (1216) beliau menjadi raja
Disembah di Majapahit, kesayangan rakyat, pelebur musuh
Bergelar Sri Narapati Kretarajasa Jayawardana

2. Selama Kretarajasa Jayawardana duduk di takhta
Seluruh tanah Jawa bersatu padu, tunduk menengadah
Girang memandang pasangan Baginda empat jumlahnya
Puteri Kertanagara cantik-cantik bagal bidadari

1. Sang Parameswari Tribuwana yang sulung, luput dari cela
Lalu parameswari Mahadewi, rupawan tidak bertara
Prajnyaparamita Jayendradewl, cantik manis menawan hati
Gayatri, yang bungsu, paling terkasih, digelari Rajapatni

2. Perkawinan beliau dalam kekeluargaan tingkat tiga
Karena Batara Wisnu dangan Batara Narasingamurti
Akrab tingkat pertama; Narasinga menurunkan Dyah Lembu Tal
Sang perwira yuda, dicandikan di Mireng dangan arca Buda

1. Dyah Lembu Tal itulah bapa Baginda Nata
Dalam hidup atut runtun sepakat sehati
Setitah raja diturut, menggirangkan pandang
Tingkah laku mereka semua maresapkan

2. Tersebut tahun Saka tujuh orang dan surya (1217)
Baginda menobatkan put'ranya di Kediri
Perwira, bijak, pandai, putera lndreswari
Bergelar Sang raja putera Jayanagara

3. Tahun Saka surya mengitari tiga bulan (1231)
Sang prabu mangkat, ditanam di dalam pura
Antahpura, begitu nama makam beliau
Dan di makam Simping ditegakkan arca Siwa

1. Beliau meninggalkan Jayanagara sebagai raja Wilwatikta
Dan dua orang puteri keturunan Rajapatni, terlalu cantik
Bagai dewi Ratih kembar, mengalahkan rupa semua bidadari
Yang sulung jadi rani di Jiwana, yang bungsu jadi rani Daha

2 Tersebut pada tahun Saka mukti gune memaksa rupa (1238) bulan Madu
Baginda Jayanagara berangkat ke Lumajang menyirnakan musuh
Kotanya Pajarakan dirusak, Nambi sekeluarga dibinasakan
Giris miris segenap jagad melihat keperwiraan Sri Baginda

3. Tahun Saka bulatan memanah surya (1250) beliau beliau berpulang
Segera dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama
Di Sila Petak dan Bubat ditegakkan arca Wisnu terlalu indah
Di Sukalila terpahat arca Buda sebagai jelmaan Amogasidi

1. Tahun Saka Uma memanah dwi rupa (1256)
Rani Jiwane Wijayatunggadewi
Bergilir mendaki takhta Wilwatikta
Didampingi raja put'ra Singasari

2. Atas perintah ibunda Rajapatni
Sumber bahagia dan pangkal kuasa
Beliau jadi pengemban dan pengawas
Raja muda, Sri Baginda Wilwatikta

3. Tahun Saka api memanah hari (1253)
Sirna musuh di Sadang, Keta diserang
Selama bertakhta, semua terserah
Kepada menteri bijak, Mada namanya

4. Tahun Saka panah musim mata pusat (1265)
Raja Bali yang alpa dan rendah budi
Diperangi, gugur bersama balanya
Menjauh segala yang jahat, tenteram

5. Begitu ujar Dang Acarya Ratnamsah
Sungguh dan mengharukan ujar Sang Kaki
Jelas keunggulan Baginda di dunia
Dewa asalnya, titisan Girinata

6. Barang siapa mendangar kisah raja
Tak puas hatinya, bertambah baktinya
Pasti takut melakukan tindak jahat
Menjauhkan diri dari tindak durhaka

7. Paduka Empu minta maaf berkata :
"Hingga sekian kataku, sang rakawi
Semoga bertambah pengetahuanmu
Bagai buahnya, gubahlah puja sastra

8. Habis jamuan rakawi dangan sopan
Minta diri kembali ke Singasari
Hari surut sampai pesanggrahan lagi
Paginya berangkat menghadap Baginda

"Negarakretagama dan Tafsir Sejarahnya" Prof. Dr. Slametmulyana


MERETAS PEMIKIRAN © 2008 Template by:
SkinCorner modified by Teawell
Untuk mendapatkan tampilan terbaik situs ini
gunakan resolusi 1024x768 dan browser IE atau Firefox